Perkembangan
Seni dan Budaya Islam di Indonesia
- Perkembangan Seni Budaya Islam Indonesia
Kajian Islam Indonesia
sebenarnya sangat minim bila dibandingkan dengan kesenian Islam di Negara lain,
sebut saja Kerajaan Mughal di India yang sampai sekarang masih memiliki
symbol-simbol kebebasan arsitektur Islam seperti Taj Mahal. Umat Islam Indonesia
dalam hal seni Islam memang hanya jadi pengikut, tidak pernah jadi pemimpin.
Keseniannya sangat sederhana dan miskin. Kekuatan himmah seperti yang
mendorong Muslim ke Negara lain untuk menciptakan pekerjaan besar, tidak muncul
di Indonesia. Kalau pun muncul, biasanya berasal dari pengaruh luar atau
peniruan tidak lengkap. Walaupun demikian, Islam datang ke Nusantara membawa tamaddun
(kemajuan) dan kecerdasan.
Ada beberapa sebab
mengapa hal tersebut terjadi:
- Islam yang datang ke Indonesia secara besar-besaran, kira-kira abad ke-13 M, adalh akibat arus balik dampak kehancuran Baghdad. Dengan demikian, umat Islam yang datang pada hakikatnya adalah para pedagang atau elit bangsawan atau ulama-ulama penyebaran agama Islam yang ingin mencari keselamatan dan kehancuran wilayah Timur Tengah karena adanya perang Mongol pemimpin Hulagu.
- Di Indonesia, terutama Jawa, ketika Islam datang sudah memiliki peradaban asli yang dipengaruhi Hindu-Bhuddha yang sudah mengakar kuat terutama di pusat pemerintahan, maka seni Islam harus menyesuaikan diri.
- Umat Islam yang datang ke Indonesia mayoritas adalah pedagang (orang sipil, bukan pejabat pemerintah) yang tentu orientasinya adalah datang sementara dan untuk mencari keuntungan untuk dibawa ke negerinya.
- Kebanyakan keturunan pedagang atau sufi pengembara yang kemudian menjadi raja Islam di Nusantara dan mulai membangun kebudayaan Islam, datang bangsa Barat yang sejak awal kedatangannya sudah bersikap memusuhi uamat Islam (sisa-sisa dendam Perang Salib), sehingga raja-raja Islam pribumi belum sempat membangun.
- Islam yang datang ke Indonesia coraknya adalah Islam tasawuf yang lebih mementingkan olah rohani daripada masalah duniawi.
- Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga penduduknya lebih mementingakan masalah perdagangan daripada kesenian.
- Islam datang ke-Indonesia dengan jalan damai, maka terjadilah asimilasi, yaitu asal tidak melanggar aturan-aturan agama.
Kesenian-kesenian Islam yang ada di
Indonesia adalah sebagai berikut:
- Batu Nisan
Kebudayaan Islam dalam
bidang seni, mula-mula masuk ke Indonesia dalam bentuk batu nisan. Di Pasai
masih dijumpai batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh yang wafat tahun 1292. Batunya
terdiri dari pualam putih diukir dengan tulisan arab yang sangat indah
berisikan ayat Alquran dan keterangan tentang orang yang dimakamkan serta hari
dan tahun wafatnya.
Bentuk makam dari abad
permulaan masuknya agama Islam menjadi contoh model bagi makam Islam kemudian.
Hal ini disebabkan sebelum Islam tidak ada makam. Orang Hindu dan Buddha
jenazahnya dibakar dan abunya dibuang ke laut, kalau dia seorang kaya abunya
disimpan di dalam guci atau kalau dia raja disimpan di dalam candi.
Menurut penelitian
sejarah, selama kekuasaan zaman Majapahit, Islam sebagai agama sudah dikenal
dan berkembang berdampingan dengan agama Hindu dan Buddha. Beberapa peninggalan
berupa makam seperti yang terdapat di Samudra Pase dan Jawa Timur menjelaskan
kenyataan tersebut foto dibawah,
Perubahan yang terjadi
dalam kehidupan budaya di daerah kekuasaan pantai tersebut tidak berjalan
secara tiba-tiba. Perubahan itu tidak sampai mematikan tradisi kebudayaan lama,
baik yang berasal dari kebudayaan pra-Hindu maupun kebudayaan Indonesia-Hindu.
Nisan itu umumnya
didatangkan dari Gujarat sebagai batang pesanan. Bentuknya lunas (bentuk badan
kapal terbalik) yang mengesankan penagruh Persia. Bentuk-bentuk nisan kemudian
hari tidak selalu demikian. Pengaruh kebudayaan setempat sering memengaruhi,
sehingga ada bentuk teratai, keris, atau bentuk gunungan seperti gunungan
pewayangan. Namun, kebudayaan nisan ini tidak berkembang lebih lanjut. Yang
termasyur adalah makam Malik al-Saleh di Perlak dan makam Maulana Malik
Ibrahim, wali pertama di Gresik.
- Arsitektur (Seni Bangun)
Pada zaman Hindu
arsitektur adalah karya seni rupa yang melambangkan kebesaran kerajaan.
Sekalipun besar karya seni rupa mengandung nilai fungsi sebagai media kebaktian
agama, namun tugasnya dalam mengabadikan kekuasaan dan kebesaran raja atau
seltan tetap menonjol.
Pada zaman Hindu
bangunan candi tidak hanya mencerminkan hasrat untuk melambangkan ajaran dan
falsafah agama, tetapi bangunan ini sekaligus karya monumental kerajaan.
Nilai-nilai arsitektur Islam kuno yang dimuali sejak zaman wali memang
kurang menonjol bila dibandingkan dengan arsitektur zaman Hindu atau dengan
bangunan-bangunan Islam di luar Indonesia.
Seni bangun yang
berjiwa Islam Indonesia amat miskin. Hamper tidak ada bangunan Islam yang
menunjukkan keagungan Islam setaraf dengan bangunan bersejarah di Negara Islam
lain. Di smaping itu, Indonesia tidak memiliki satu corak tersendiri seperti Ottoman
style, India style, Syiro-Egypto style, meskipun agama Islam sudah lebih
lima abad di Indonesia.
Dalam seni bangun Islam
Indonesia pada garis besarnya mempunyai dua corak, yaitu asli dan baru. Pada
abad ke-16 agama Islam sudah tersebar luas di Indonesia, terutama di Jawa dan
Sumatra. Kegiatan keagamaan diadakan di masjid atau musallah. Model masjidnya
berada dengan bentuk masjid negara Islam lainnya. Mungkin karena berdekatan
masa, bentuk masjid di Indonesia pada mulanya banyak dipengaruhi oleh seni
bangun Indonesia-Hindu. Masjid tertua yang memperlihatkan ragam seni bangun
itu, misalnya Masjid Demak, Kudus, Ceribon, Banten, dan Ampel. Ciri-ciri model
seni bangunan lama yang merupakan peniruan dari seni bangun Hindu-Buddha itu
sebagai berikut:
- Atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin keatas semakin kecil dan yang paling atas biasanya semacam mahkota. Selalu bilangan atapnya ganjil, kebanyakan jumlah atapnya tiga atau lima. Atap tumpang ini terdapat juga di Bali pada upacara ngaben atau relief candi Jawa Timur.
- Tidak ada menara karenanya pemberitahuan waktu shalat dilakukan dengan memukul bedug. Hanya masjid yang tertua diberikan menara diKudus dan Banten.
- Bangunan Makam, 1). Makam Islam Tertua: makam adalah bangunan sebagai sarana dari system penguburan jenazah orang muslim. Ada dua jenis makam tertua yang terdapat di Samudra Pase, Gresik dan Triloyo dekat Mojokerto. Jenis makam yang pertama mempunyai ciri-ciri bangunan lama, sedang Kijing makam \, yang kedua dari luar Indonesia. 2). Makam Gaya Hindu: sebagai bangunan suci perlu dilindungi dengan tambahan bangunan yang disebut cungkup. Cungkup berasal dari pikiran lama seperti dalam mendirikan candi di Zaman Hindu.
- Bangunan Masjid, masjid adalah bangunan dimana orang dapat menjalankan shalat bersama atau al-jum’ah:
1).
Bentuk luar dan Bagian-bagian masjid dengan berbagai arsitektur membuatnya dan
banyak corak dalam banguna masjid tersebut.
2).
Ruang dalam dan hiasan masjid, adanya corak atau hiasan dalam atau luar masjid
yang diukir.
3).
Bangunan istana , sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya juga sebagai
pusat pemerintahan-Bentuk luar dan bagian-bagian kraton, pembangunan selalu
berbentuk pada pola pemikiran religio-magis.
Di samping unsur zaman
Hindu-Indonesia, terdapat pula pengaruh daerah, meskipun tidak mengubah bentuk
keseluruhan hanya menambah keindahan. Setelah Indonesia merdeka dan dapat
berhubungan dengan Negara lain, maka unsur lama secara berangsur-angsur hilang.
- Seni Sastra
Bidang sastra Indonesia
banyak pengaruh dari Persia, atara lain buku-buku yang kemudian disadur ke
dalam bahasa Indonesia Kalilah wa Dimnah, Bayam Budiman, Abu Nawas, dan Kasih
Seribu Satu Malam. Hamper semua cerita salinan itu dinamakan hikayat dab
dimulai dengan nama Allah dan Shalawat Nabi.
Dalam seni sastra
Indonesia banyak gubahan baru yang asalnya dari Mahabtara, Ramayana, dan
Pancatara menjadi Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya,
Hikayat Seri Rama, Hikayatb Maharaja Rahwana, Syair Ken Tambunan, Lelakon Mesa
Kumetir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinudang, Panji Kuda Sumitang,
Cekel Waneng Pati, Panji Wila Kusuma. Saduran-saduran tadi sebagai tertulis
dalam tambang gancaran.
Ada kesusatraan yang
mempunyai sifat tersendiri, disebut suluk, yaitu kitab-kitab yang berisi
ajaran tasawuf yang bersifat panteisme (manusia bersatu dengan Tuhan). Primbon,
yaitu kitab bercorak kegaiban dan berisi ramalan-ramalan, penentuan-penentuan
hari baik dan buruk, serta pemberian-pemberian makna kepada suatu kejadian.
Ada lagi satu bentuk
kesusastraan disebut kitab karena isinya ajaran-ajaran moral dan tuntutan hidup
sesuai dengan syari’at dan adat. Dengan adanya larangan Islam untuk
menggambarkan makhluk hidup dan memperlihatkan kemewahan, maka pada zaman awal
Islam ada berbagai cabang kesenian yang kehilangan gaya hidupnya atau dibatasi
atau disamarkan.
- Seni Ukir
Dalam agama Islam, ada
hadits yang melarang melukiskan makhluk yang hidup, apalagi manusia. Meskipun
hal itu di Persia dan India tidak dihiraukan, di Indonesia ternyata larangan yang
diikuti. Di dalam al-Qur’an tidak dilarang tetapi dalam hadits ditemukan:
Berkata Said ibn Hasan:
“Ketika saya bersama dengan Ibn Abbas datang seorang laki-laki, ia berkata:
“Hai Ibn Abbas, aku
hidup dari kerajinan tanganku membuat arca seperti ini.” Lalu Ibn Abbas
menjawab,” Tidak aku katakana kepadamu kecuali apa yang telah ku dengar dari
Rasulullah Saw. Beliau bersabda, “Siapa yang telah melukis sebuah gambar maka
dia akan disiksa Tuhan sampai dia dapat memberinya nyawa, tetapi selamanya dia
tidak akan mungkin memberinya nyawa.”
Di kalangan ulama
Indonesia memang ada yang menganut paham ini, sehingga di antara mereka ada
yang tidak mau difoto karena, pertama, foto sama dengan menggambarkan
makhluk hidup bernyawa. Pendapat kedua mengatakan, boleh saja
membuat gambar makhluk bernyawa dengan syarat bentuknya tidak dapat diraba.
Foto tidak dilarang, yang dilarang kalau sudah merupakan relief atau arca.
Pendapat ketiga mengatakan, boleh membuat gambar makhluk bernyawa, asal
saja dalam rupa yang tidak mungkin makhluk itu hidup, misalnya membuat arca
orang hingga dada ke atas, membuat relief dan sebagainya. Pendapat keempat
mengatakan, melihat keadaan, suasana, tempat, dan waktu, yaitu memerhatikan
hikmah dari larangan itu. Larangan membuat lukisan yang berbentuk makhluk
bernyawa pada permulaan lahirnya Islam dipandang dari sudut tauhid, memang
penting pada waktu nabi masih hidup di kota Makkah masih banyak bekas
reruntuhan arca yang dulunya disembah oleh nenek moyang bangsa Arab.
Menghias masjid pun ada
larangan, cukup tulisan-tulisan yang meningatkan manusia kepada Allah dan nabi
serta firman-firman-Nya. Hal ini di Indonesia dipatuhi. Oleh sebab itu, seni
hias seakan-akan tertumpah di makam-makam, sedangkan masjid hanya mimbarnya
saja yang diperindah dengan ukiran-ukiran.
- Seni Kaligrafi
Kaligrafi dari bahasa
Inggris calligraphy dari bahasa latin “kalios” yang berarti indah dan “graph”
yang berarti tulisan atau aksara. Kaligrafi adalah kepandaian menulis elok,
atau tulisan elok. Dalam bahasa Arab ”khat”yang berarti garis atau
tulisan indah, salah satu seni rupa yang tidak kalah pentingnya dari jenis seni
rupa lainnya.
Beragam pedapat
dikemukakan, tentang: siapa yang mula-mula menciptakan kaligrafi. Barangkali,
cerita-cerita keagamaan adalah yang paling dapat dijadikan pegangan. Nabi Adam
As-lah yang pertama kali mengenal kaligrafi.
Watak khas dari seni
khath ialah bahwa kehadirannya merupakan gubuhan kata-kata dari aksara dalam
disain tertentu. Dengan berbagai motif tumbuh-tumbuhan menjadi ornament tertentu.
Bangunan tertua pada zaman pemulaan kerajaan Islam tidak memberi peluang yang
berarti bagi penerapan hiasan kaligrafi Arab.
- Wayang
Wayang adalah salah
satu milik kebudayaan asli bangsa Indonesia. Penyelidikan tersebut
menghubungkan pertunjukkan wayang dengan tradisi cara berfikir dalam alam
kepercayaan lama.
- Awal pembentukan rupa wayang
Bentuk perwujudan dari
arwah nenek moyang. Boneka batu yang dikenal dengan sebutan unduk adalah
perwujudan pertama wayang berdasarkan kepercayaan animism. Leluhur wayang ini
adalah bentuk perlambangan nenek moyang yang kehadirannya didukung oleh hasrat
manusia untuk memuja nenek moyang. Karena wayang terciptalah jenis seni: seni
pedalangan atau seni karawitan, seni tari dna seni rupa.
- Peranan kebudayaan Islam
Usaha untuk memainkan
wayang diperlukan penemuan teknik baru, yaitu untuk menggerakkan bagian tangan
dari boneka. Bagian tangan boneka ini, seperti juga pada tubuhnya, diberi
pegangan yang disebut gapit. Ada beberapa wayang diantaranya wayang
krucil atau wayang klitik mengambil lakon dari cerita yang bersumber dari
sejarah Majapahit dan Blambangan, wayang krucil dan wayang gedog dapat
dipandang sebagian bentuk permulaan dari jenis wayang boneka dengan bentuk tiga
dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar